Artikel islami

Artekel islami

#1.Hadis Tentang Toleransi Terhadap Sesama Makhluk Allah SWT di Bumi

   Toleransi merupakan sikap untuk bisa saling menghargai dan menghormati setiap pandangan, pendapat, kepercayaan hingga pendirian orang lain secara individu.Sikap toleransi memang perlu diajarkan kepada anak sejak kecil agar bisa menghormati pandangan orang lain.Selain itu, dengan memiliki sikap toleransi, seseorang nantinya tidak akan membeda-bedakan hanya karena adanya perbedaan dengan orang lain. Berikut ini contohnya

1. Hadis tentang toleransi dalam perbedaan beragama.

Di agama Islam, telah diajarkan bahwa setiap umat harus menghargai setiap kepercayaan orang lain yang berbeda dengan kita.Seperti yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
Dari Ibnu Juraij, berkata: "Di antara isi surat Rasulullah SAW kepada penduduk Yaman adalah siapa di antara penduduk Yahudi dan Nasrani yang tidak mau masuk Islam, maka dia tidak dihalangi menjalankan keyakinannya, akan tetapi ditetapkan jizyah atas setiap orang yang berakal, laki-laki perempuan, merdeka ataupun budak." (HR. Abdurrazaq)
2. Tercantum dalam Alquran mengenai anjuran menghargai perbedaan.
Di dalam Alquran, bahkan telah dijelaskan bahwa Islam sangat menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada.Selain Islam menghargai perbedaan, juga memberikan pengertian agar fokus pada masing-masing agama ataupun kepercayaan yang dianutnya sekarang ini.Hal itu telah dijelaskan pada firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Kafirun ayat 6 yang artinya: "Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."
3. Adanya toleransi menghadirkan cinta Allah SWT.
Agama Islam telah menganjurkan untuk berperilaku lurus serta toleransi karena pada dasarnya Allah SWT sangat mencintai perdamaian.Sebagaimana pada salah satu hadis tentang toleransi,Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata: telah mengabarkan kepada kamu Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah SAW: "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: "Al Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)." (HR. Ahmad No. 2003 Al Alamiah)
4. Allah SWT mengajarkan untuk tidak membedakan umat dimuka bumi.
Hadis tentang toleransi seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Manusia itu berasal dari Adam dan Hawa mempunyai martabat yang sama. Sesungguhnya Allah tidak menanyai kedudukan kalian dan tidak pula nasab kalian di hari kiamat nanti. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."Telah dijelaskan dalam hadis tersebut untuk seluruh umat manusia itu pada dasarnya mempunyai harkat dan martabat yang sama. Sehingga, jangan pernah sekali-kali menghina serta mencemooh orang yang sekiranya memang berbeda dengan kita.
5. Allah SWT melihat umatnya dari ketakwaan bukan perbedaannya.

Manusia tidak perlu mengurusi setiap perbedaan dengan yang lainnya, karena semua sama di mata Allah SWT. Perbedaan di mata Allah SWT hanyalah ketakwaan setiap orang.Seperti hadis berikut:Imam Ahmad berkata, telah menceritakan kepada kami Waki, dari Abu Hilal, dari Bakar, dari Abu zarr r.a yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda kepadanya: "Perhatikanlah, sesungguhnya kebaikanmu bukan karena kamu dari kulit merah dan tidak pula dari kulit hitam, melainkan kamu peroleh keutamaan karena takwa kepada allah."

#2.Benarkah kedatangan binatang kerumah merupakan sebentuk pertanda.

    Percikan Iman – Di kalangan sosial, sebagian dari kita pasti pernah mendengar jika kedatangan kupu-kupu ke dalam rumah itu pertanda akan kedatangan tamu. Selanjutnya, sebagian dari kita juga pasti pernah mendengar, jika kedatangan kucing hitam merupakan pertanda sial. Padahal bisa jadi kupu-kupu itu datang ke rumah kita karena di sekitar rumah kita terdapat sumber makanan

#3.Muqadimah

  Kefasihan berpidato lisan para ustaz, ustazah, dai, daiyah, mubalig, mubaligah, kiai, nyai, dan tuan guru Islam pada podium di hadapan jamaah, tak syak lagi disaksikan. Kemampuan ceramah lisan itu dapat dipadukan dengan tulisan agar ahli menulis artikel agama Islam di mimbar media, koran, surat kabar, dan media sosial lain. Alhasil, kombinasi keterampilan berpidato dan menulis menjadi adat-istiadat dalam masyarakat Muslim/Muslimat Indonesia.Sebagaimana maraknya pengajian majelis taklim lisan semisal yasinan, talqinan, tahlilan, wiridan, dan zikiran berjamaah. Alangkah afdalnya kalaulah majelis taklim penulisan artikel agama Islam ke koran dimasyhurkan juga, baik fardiahan (perorangan) maupun kifayahan dan jamaahan. Secara fardiah (pribadi), saya berupaya mengamalkan praktik menulis artikel agama Islam ke koran. Begitu pula berjamaah, saya memberikan pelatihan menulis artikel gratis kepada kalangan pelajar tingkat menengah dan mahasiswa. Dan berharap cakupan jamaah menulis yang lebih luas seumpama pengajian kaum ibu dan bapak untuk diorganisasi menulis artikel agama Islam.Itulah harapan muluk-muluk (raja-raja) yang menjadi maksud penulisan buku ini supaya menulis artikel milik jamaah; para ustaz atau ustazah serta jamaahnya. Ingatlah nasihat hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (w. 1111 M), "Kalau kamu bukan anak raja dan bukan pula anak

#4.Sayyidah Aisyah yang Maskulin dan Ahli Ibadah

  Dalam kitab al-Imta’ wa al-Muanasah, tepatnya pada juz 3, halaman 199-200, Abu Hayyan at-Tauhidi –sebagai penulis– menceritakan sekelumit kisah Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar yang memiliki karakter maskulin. Sebuah pertanyaan menarik yang diajukan Abu Abdullah Al-Husain bin Ahmad bin Sa’dan, seorang Dinasti Buwaihi (373-375 H). Ia bertanya, “Apakah ada perempuan yang menjadi laki-laki?” Abu Hayyan at-Tauhidi menjawab, “Abu Sa’id as-Sairafi menceritakan kepadaku bahwa Aisyah binti Abu Bakar pernah disebut sebagai laki-laki Arab (Rajulah al-Arab).” Kata ini tentu tidak sama dengan “mutarajjilah” (perempuan yang berperilaku laki-laki).Rajulah al-Arab artinya ia mempunyai kecerdasan dan keberanian seperti umumnya laki-laki. Atau lebih tepatnya, memiliki karakter maskulinitas. “Sayangnya”, kata Abu Sa’id, “Orang asing (non Arab) kemudian menenggelamkan predikat ini dari sirkuit sejarah. Sehingga tidak banyak orang mengenal Aisyah disebut kaumnya demikian. Demi Tuhan, ia (Aisyah) benar-benar begitu. Saya pernah mendengar orang mengatakan, ‘Kalau saja ayahnya punya anak laki-laki seperti Aisyah niscaya ia tidak akan bisa berbuat apa-apa diTentang hukum-hukum agama. Pendapat-pendapatnya sangat diperhatikan dan ditransmisikan,” jawab Abu Hayyan.Diriwayatkan bahwa Aisyah pernah menyampaikan tentang al-akhlaq al-karimah (budi pekerti luhur). Aisyah berkata, “Ada 10 akhlak mulia: Jujur dalam ucapan, terbuka terhadap orang lain, menjaga amanat (kepercayaan), silaturahmi, menyampaikan kebaikan, memperhatikan tetangga, menyayangi teman, membayar layak para pekerja, menjamu tamu, dan paling penting ialah memiliki rasa malu (untuk berbuat jahat).”Selain itu, Sayyidah Aisyah juga dikenal sebagai perempuan yang rajin berpuasa –sebagaimana persaksian Urwah bin Zubair– dan rajin melakukan ibadah lainnya. Al-Qasim bin Muhammad bahkan mengatakan bahwa ia (Sayyidah Aisyah) puasa sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari yang dilarang berpuasa, seperti hari raya idul fitri dan idul adha beserta hari tasyrik.
Dalam kesempatan yang lain, Al-Qasim bin Muhammad mengatakan:
كُنتُ إذا غدَوْتُ أبدأ بِبَيْتِ عائشة رضي الله عنها فأُسَلِّمُ عليها وَغَدَوْتُ يَوْما فإذا هي قائمة تُسبِّح وتقْرأ: فَمَنَّ اللهُ علينا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُوْم (الطور، 27) وتَدْعُو وتَبْكِى وتَرَدَّدَها فَقُمْتُ حَتَّى مَلَلْتُ فَذَهَبْتُ إلى السُّوقِ لِحاجَتى. فَإذا هي قائمة كما هي تصلّى وتبكى.
Pada pagi hari aku ke rumah Aisyah, aku menyampaikan salam. Suatu hari aku melihatnya sedang berzikir, mengucapkan tasbih dan membaca ayat, lalu berdoa sambil menangis. Ia mengulang-ulang bacaannya. Aku menunggu lama sekali. Aku kemudian pergi ke pasar untuk suatu keperluan. Ketika aku kembali, ia masih sholat dan berzikir
Demikian kisah Sayyidah Aisyah yang memiliki karakter maskulin dan ahli ibadah. Semoga bermanfaat.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Rahma

Identitas Siswa